Pages

Rabu, 26 Oktober 2011

Perang Kata-kata




Dalam dunia bisnis, persaingan menjadi hal lumrah dari dulu hingga sekarang. Khusus dalam perniagaan, beragam cara akan dilakukan para pelaku usaha demi menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Mulai dari pemasangan iklan, promo denga harga diskon, sampai pemberian hadiah untuk produk tertentu. Semuanya sah dilakukan selama masing-masing pebisnis dapat bersaing secara sehat dan sportif.

Seperti yang dialami Pak Budi. Pemilik toko pakaian itu terkejut ketika seorang saingan baru membuka dagangan serupa di sebelah kiri tokonya. Sebuah spanduk besar pun dipasang dengan tulisan "Pakaian Import".

Terlepas bahwa yang ditawarkan benar-benar pakaian impor atau Cuma “pura-pura” import, yang jelas spanduk itu dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung, minimal melihat-lihat produk yang ditawarkan. Melihat strategi ini, rupanya Pak Budi mulai risau.

Belum tuntas memikirkan tetangga barunya yang menyediakan pakaian import, Pak Budi kembali galau untuk kedua kalinya. Begitu hendak membuka toko pada esok harinya, pesaing lain menyewa ruko di sebelah kanannya. Sama dengan tetangga sebelah kiri, yang ini pun mencari peruntungan dengan berbisnis pakaian, dan memasang spanduk promosi pula. Bahkan ukurannya jauh lebih besar, lengkap dengan tulisan "Harga Termurah ".

Pikiran Pak Budi semakin kacau. Bayang-bayang kalah saingan dan usahanya mengalami kemunduran, terus berkelebat di benaknya. Pak Budi pun mulai depresi. Sempat terpikir untuk memasang iklan di media cetak atas usahanya, namun diurungkan karena ia menilai upaya itu kurang efektif.

Setelah merenung, akhirnya Pak Budi menarik kesimpulan bahwa ia harus ikut bermain kata-kata. Jika toko kedua tetangganya bisa ramai pengunjung hanya dengan memasang kalimat dalam spanduk, ia yakin bisa menciptakan ‘sugesti’ yang lebih dahsyat.

Hari berikutnya, dengan keyakinan penuh, Pak Budi pun memasang spanduk dengan ukuran lebih besar dari kedua pesaingnya. Tulisannya pun tebal menggunakan huruf balok, sehingga dari jauh orang sudah bisa membaca; “MASUKNYA LEWAT SINI".

Jiiiaaahhhh…

Beberapa orang yang lewat terlihat cekikikan namun berusaha ditahan. Emangnya pengunjung gak tau jalan? Kecuali pintu masuk kedua toko saingan itu dipasang portal, pak. Di sudut toko, putra Pak Budi hanya bisa tersenyum kecut sembari bergumam lirih, ”Duh, bapakku gak punya ide lagi. Terlalu stress rupanya."

(terinspirasi dari cerita Zhulkifli H. Chaniago - Makassar)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes