Pages

Rabu, 14 Desember 2011

Mengungkap Pembantain Warga Lampung





TRIBUNNEWS.COM:
Lembaga adat Megoupak, Lampung mendatangi komisi III DPR. Mereka melakukan pengaduan mengenai adanya pembantaian masyarakat sipil oleh aparat yang terjadi sejak tahun 2009 hingga saat ini. Rombongan yang dipimpin oleh purnawirawan TNI Mayjen Saurip Kadi itu melakukan rapat dengan Komisi hukum DPR yang dipimpin oleh Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo.

Mereka meminta agar keadilan hukum ditegakkan setegak-tegaknya terutama mereka aparat yang melakukan pembantaian.

"Mohon menjadi kepedulian wakil rakyat agar pemerintahan ini diakhiri dengan cara-cara mafia, agar keadilan dapat ditegakkan setegak-tegaknya,"ujar Saurip Kadi di gedung DPR, Jakarta, Rabu(13/12).

Sementara itu Ketua Tim Advokasi Lembaga Adat Magoupak, Bob Hasan menjelaskan mengenai kronologis adanya pembantaian dan kekerasan sadis di Lampung. Awalnya, kata Bob terjadi saat sebuah perusahaan bernama PT. Silva Inhutani milik warga negara Malaysia bernama Benny Sutanto alias Abeng bermaksud melakukan perluasan lahan.

Hal itu dilakukan sejak tahun 2003, namun upaya PT. Silva Inhutani membuka lahan untuk menanam kelapa sawit dan karet selalu ditentang penduduk setempat.

"Penduduk yang tadinya menanam sengon, albasia dan lainnya menolak,"jelas Bob.
Akhirnya PT Silva Inhutani membentuk PAM Swakarsa yang juga dibekingi aparat kepolisian untuk mengusir penduduk. Pascaadanya PAM Swakarsa terjadilah beberapa pembantaian sadis dari tahun 2009 hingga 2011.

Kurang lebih 30 orang sudah menjadi korban pembantaian sadis dengan cara ditembak, disembelih dan disayat-sayat. Sementara ratusan orang mengalami luka-luka dan diantara mereka ada yang mengalami trauma dan stres berat.

"Kejadian terjadi di Mesuji dan Sodong di Lampung paling ujung juga Tulang Bawang. Kalau penyembelihan itu terjadi awal Januari 2011,rincian korban 30 orang yang tewa sejak 2009-2011 dan ada beberapa orang stress karena melihat anggota keluarganya dibantai di hadapannya,"jelas Bob.

Saat agenda pertemuan, video pembantaian dipertontonkan, dalam video itu terlihat gambar adanya pembantaian sadis. Beberapa korban dari masyarakat ada yang disembelih kepalanya kemudian tubuhnya digantung di tiang.

Lalu, ada pula yang ditembak di kaki kemudian tembus ke otak kepalanya. Tontonan mengerikan itu sempat menjadi pusat perhatian. Anggota Komisi III DPR yang hadir terlihat takut dan enggan menontonnya. "Sudah-sudah, ini mengerikan sekali ini,"ujar Anggota Komisi III DPR, Ahmad Yani.

*****
NB: Pelanggaran HAM memang sering terjadi di wilayah yang disebutkan dalam berita. Namun soal pembantaian sadis tersebut, kami warga Lampung sendiri merasa sangat terkejut dan sempat menggemparkan “Redaksi” kami. Supaya jelas, mungkin perlu ada penelusuran apakah video tersebut diambil dari lokasi yang disebutkan atau dari lokasi lain. Yang jelas, kami merasa sangat prihatin dengan berbagai pelanggaran HAM yang selama ini menimpa saudara-saudara kita di sana.

Jumat, 25 November 2011

Penguasa Alam Gaib di Tanah Jawa




Seperti halnya alam manusia yang memiliki penguasa, alam gaib pun konon memiliki “dedengkot”. Percaya gak percaya, tetapi memang ada makhluk lain yang hidup di sekitar kita. Hanya saja kita memiliki keterbatasan sehingga tidak bisa melihat keberadaan dan wujud mereka. Buktinya, ada hantu, setan, atau apalah sebutannya. Anda juga sering merasa takut jika berada di suatu tempat yang dianggap angker.

Berikut ini penulis telah merangkum sejumlah penguasa alam gaib, lengkap dengan wilayahnya. Wilayah yang tersebut di sini adalah nama wilayah zaman dulu, yang mungkin saat ini sebagian diantaranya sudah berganti nama.

Di daerah Maospati dikuasai oleh Durgo Neluh dan Raja Baurekso, di Blambangan ada Sang Bolo Batu, di Kedhiri ada Bhuto Locaya, di Giri Pura ada Prabu Jaksa, di Pacitan ada Sida Kare, di Kheduwang ada Klenthingmungil, di Magetan ada Endrayaksa, di Jenggala ada Tunjung Puri, di Prang Muka ada Surabanggi, dan di daerah Panggung ada Aburaduk.

Selanjutnya, di daerah Jipang dikuasai Sapujagad, di Madiun ada Kalasekti, di Ponorogo ada Si Korep, di Majenang ada Trenggiling Wesi, di Grobogan ada Macan Guguh, di Singosari ada Kala Johar, di Srengat ada Baru Kuping, di Blitar ada Kalakathung, di daerah Rawa ada Bhuta Krodha, di Kalangbret ada Sekar Gambir, dan di Lamongan ada Caru Bawor.

Kemudian, di Puspoloyo dikuasai Gurnita, di Tilam Putih ada Si Lengkur, di Blora ada Si Lancur, di Gambiran ada Kolodurgi, di Kedhunggede ada Ni Jenggi, di Batang ada Si Klewer. Di Lassem ada Kala Prahara, di Sedayu ada Dhandang Murti, di Candhi ada Widalangking, di Semarang ada Barat Katiga, di Pekalongan ada Guntur Geni, dan di Pemalang ada Ki Sembung Yudha.

Di wilayah Sokawati terdapat penguasa bernama Suwarda, di daerah Tandhes ada Nyi Ragil, di Suruh ada Jaya Lelana, di Kendal ada Gunting Geni, di Kaliwungu ada Gutukapi, di Gegelang ada Ki Somaita, di Brebes ada Dhadung Awuk, di Panjang ada Bhuto Salewah, di Mentawis ada Monda-Monda, di Plered ada Rajeg Wesi, dan Kuthogede ada Nyai Panggung.

Berikutnya, di daerah Kartosuro ada pemuka lelembut bernama Pragota, di Cirebon ada Setan Kabiri, di Tegalayung ada JuruTaman, di daerah Siluman ada Genowati, di Waringin Putih ada Kemandhang, di Pajajaran ada Si Kareteg, di Betawi ada Sapuregel, dan di Gunung Agung ada Wirasuli Waringin.

Memasuki wilayah Ngawang-awang, anda akan mengenal Kalekah. Lalu di Gunung Merapi ada Parpala, di Tunjung Bang ada Ni Taluki, di Sendhang ada Setan Kowak, di Pamasuhan ada Sapu Angin, di Rangkudan ada Sonodpodo, di Tarisig ada Pandansari, di Wanagiri ada Ki Sadungan, di Pelabuhan ada Duduk Warih, di Pelayangan ada Butho Tukang, dan di Tawang ada Ni Raraamis.

Selanjutnya di wilayah gunung-gunung, antara lain di Gunung Tidar dikuasai Kala Sekti, di GunungSindara ada Madu Retno, di Gunung Sumbing ada Jalalela, di Gunung Ngungrungan ada Sidomokti, di Gunung Merbabu ada Terapa, di Gunung Kombang ada Bangsan, di Gunung Kolir ada Prabu Jaksa (lagi/lain), dan di Gunung Kendeng ada Aji Dipo.

Di Daerah Argopuro ada Sunan Lawu, di Bayat ada Ki Malangganti, di Toyamas ada Kolo Nadah, di Segaluh ada Si Renthil, di Banjaran ada Ki Wosasih, di Lowanu ada Si Korok, di Gunung Duk ada Genioro, di Parang Tritis ada Mbok Bereng, di Purbalingga ada Drembamoha, di Karang Bolong ada Si Kreta, di Banarawi ada Si Belen, di Jenu ada Karung Kala, di Pengging ada Banjaran Sari, di Dhung Winong ada Andonsari, di Bagelen ada Ki Condrolatu, dan di Gunung Kendalisada ada Khetek Putih.

Menapaki daerah Ngayah, ada pemuka lelembut bernama Butho Glemboh. Di Demak ada Rara Denok, di Tuban ada Si Bathilhi, di Talsanga ada Juwalpasal, di Tremas ada Si Kujang, di Trenggalek ada Nyai Kuring, di Cemorosewu ada Si Kuncung, di Benthongan ada Kaladhadung, di daerah Taji ada Asmoro, di Kudus ada Bagus Anom, di Imogiri ada Manglarmungo, di Gadhing ada Ki Puspogati, dan di daerah Kartika ada Cucuk Dhandang.

Di Sungai Opak ada Songgabuana, di Pejarakan ada Pak Keyek, di Kali Bening ada Cincinggolong, di Dhahrama ada Korowelang, di Warulandeyan ada pasangan Ki Daruna dan Ni Daruni, di Alas Roban ada Bagus Karang, di Pasujayan ada Udan Riris, di Dalepih ada Wodonongga, di Kadunggarunggung ada Si Gadhung, di Karabean ada Citranaya, di Majaraga ada Genapura, di Juwana ada Logenjeng, dan di Rembang ada Bajul Bali.

Menapaki daerah Wirasaba, di sana ada penguasa Si Londir. Di Madura ada Bhuta Carigis, di Matesih ada Jaran Panolih, di Pecangakan ada Si Gober, di Jatisari ada Danapi, di Jatirnalang ada Obarabir, di Lodhaya ada Haryo Tiron, di Pening ada Sarpa Bongsa, di Pesayangan ada Udan Gelap, di Tegil ada Bhuto Gigis, di Grenggeng ada Caping Warih, di Penawangan ada Gutukwatu, dan di Tengger ada Ni Otarwiyah.

Kemudian, di Wiradesa ada Gustigeni, di Penarukan ada Setan Korokan, di Randulawang ada Rara Dungik, di Menthahang ada Retno Pengasih, di Prambanan ada Bhuto Kepala, di Gunung Wilis ada Mbok Sampur, di Gunung Gajah Mungkur ada Raden Gelanggangiati, di Tal Pegat ada Si Gedruk, di Ngembel ada Raden Panji, di Pagerwaja ada Raden Kusumoyudho, di Kacangan ada Si Penthul, di Pecabakan ada Dodol Kawit, dan di Jepara ada Si Kunthung.

Di daerah Pati ada Gambir Anom, di Ngremo ada Tambak Suli, di Delanggu ada Yudhapaksa, di Pesisir ada Butho Kala, di Kadilangu ada Si Kecubung, di daerah Jenar ada Nini Gelu, di Banjarsari ada Klabang Curing, di Watukura ada Talengkung, di Tal Rukmi ada Si Kuris, di Semeru ada Pujongga dan Pujonggi, di Ardi Baita ada Bancuri dan Bancuring, serta di Tegal Pat ada Si Bedreg.

Di Subang ada Si Lowar, di Kuwu ada Ondar-Andir, di Comal ada Si Barandang, di Duduk Jalmi ada Si Kalunthung, di Tegala Pasir ada Si Jalilung, di Tuntang ada Kala Ngadang, di daerah Bocor ada Si Kuru, di Petanahan ada Singanadha, di Cilacap ada Telohbrojo, di Nusabarong ada Burat Wangi, di Singgela ada Ki Nayadipa, dan Weleri ada Si Dulit.

Di wilayah Pring Tulis ada Udan Geni, di Kandang Wesi ada Gendir Diyu, di Kejayan ada Barukin, di Jeruk Legi ada DirGabu, di Nusa Kambangan ada Mahesa Kuda, di Mancingan ada Rara Dulek, di Guwa Langse ada Raja Putri, dan di Parang Wedang ada Raden Arya Jeyeng Westhi. (Pi-Jay).

Selasa, 15 November 2011

Miliki Hunian Bersama PUMP-KB






Keberadaan PT Jamsostek (Persero) sebagai lembaga jaminan sosial tenaga kerja seolah menjadi ‘sandaran’ bagi setiap tenaga kerja untuk meretas hidup yang lebih sejahtera. Dikelolanya program Pinjaman Uang Muka Perumahan-Kerjasama Bank (PUMP-KB), tentunya juga semakin mempermudah bagi setiap tenaga kerja untuk memiliki hunian pribadi demi terciptanya masa depan yang lebih mapan.
Kepala Bidang Program Khusus (Kabid Progsus) PT Jamsostek Cabang I Lampung, Fahlevi Nusa, mengatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan Bank BTN untuk realisasi program PUMP-KB tersebut. Adapun target dana yang digulirkan tahun ini adalah sebesar Rp1,920 miliar, yang kemungkinan akan naik setiap tahunnya.
Menariknya, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No: Kep/ 269/102011 tentang pedoman pengelolaan dana peningkatan kesejahteraan peserta Jamsostek, menjelaskan bahwa mulai Oktober 2011 lalu, sasaran program PUMP-KB semakin luas. Jika sebelumnya PUMP-KB hanya diperuntukkan bagi tenaga kerja yang memiliki pendapatan maksimal Rp5 juta per bulan, maka sekarang tenaga kerja yang memiliki pendapatan di atas Rp10 juta pun dapat mengikuti program PUMP-KB tersebut.
Secara rinci Fahlevi memaparkan, untuk tenaga kerja yang memiliki pendapatan sampai Rp5 juta per bulan, akan mendapat PUMP-KB sebesar Rp20 juta. Sedangkan untuk tenaga kerja yang memiliki pendapatan Rp5 juta-Rp10 juta per bulan, akan mendapat PUMP-KB sebesar Rp35 juta. Sementara untuk tenaga kerja yang memiliki pendapatan di atas Rp10 juta per bulan, akan memperoleh PUMP-KB sebesar Rp50 juta.
Lebih jauh Fahlevi mengatakan, untuk jangka waktu pinjaman masih sama dengan ketentuan sebelumnya, yakni maksimal 10 tahun, dengan bunga 6 % (p.a.) anuitas. Yang jelas, pemohon PUMP-KB harus tenaga kerja yang masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan yang telah terdaftar sebagai peserta program Jamsostek minimal satu tahun. Selain itu, tenaga kerja yang bersangkutan adalah mereka yang benar-benar belum memiliki rumah sendiri dan sudah menikah atau berkeluarga.
Perlu diketahui, PT Jamsostek sengaja ditunjuk pemerintah sebagai lembaga penjamin tenaga kerja di Indonesia. Distribusi tugas itu sangat jelas dan dituangkan dalam UU No.3 Tahun 1992, dimana setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih dari delapan orang atau membayar upah minimal Rp1 juta per bulan, wajib mengikutsertakan pekerjanya pada program Jamsostek.
Meski bersifat mendasar, program-program yang digulirkan Jamsostek seperti jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan kematian (JK), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK), dinilai mampu memberikan perlindungan maksimal kepada para pekerja. Apalagi posisi tenaga kerja sejauh ini masih lebih lemah dalam hubungan industrial.
Secara garis besar, keberadaan PT Jamsostek bisa diibaratkan seperti sebuah payung yang melindungi tenaga kerja terkait masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K-3). Seiring dengan bergulirnya waktu, perannya pun berkembang seolah menjadi ‘pijakan’ bagi tenaga kerja untuk merancang masa depan yang lebih mapan dan meretas hidup yang lebih sejahtera. (Jaya)

Selasa, 08 November 2011

Bandarlampung tak Aman







Bandarlampung mulai tidak aman. Setidaknya dua kasus perampasan sepeda motor terjadi dalam lima hari terakhir. Jika Meswanto berhasil mempertahankan sepeda motornya dan selamat dari penodongan, maka M. Irfandani Nizzu (19), harus meregang nyawa setelah ditusuk pelaku pembegalan yang terjadi di Jalan ZA Pagar Alam, Selasa (8/11) dini hari.

Mahasiswa Tehnik Sipil Universitas Lampung (Unila) itu hanya mampu bertahan beberapa jam setelah mengalami enam tusukan ditubuhnya. Dokter Rumah Sakit Advent tidak mampu menyelamatkan nyawa korban lantaran luka tusukan tersebut cukup parah, dimana salah satunya menembus jantung.

Menurut kakak korban, Angga Mursandana Nizzu (24), peristiwa pembegalan tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 Wib. Waktu itu korban mengendarai motor Honda Beat warna biru dengan nomor polisi BE 8905 YE. Sebelumnya, korban hanya berpamitan untuk membeli makan. Namun, sekitar setengah jam kemudian ia mendapat kabar bahwa adiknya berada di Rumah Sakit Advent Bandarlampung.

”Sekitar pukul 01.00 Wib, kawannya masuk ke rumah lewat pintu teras atas dan memanggil saya kalau adik saya berada di rumah sakit. Saya tidak kuasa melihatnya, karena kata dokter ada 6 tusukan di badannya. Yang paling parah menembus jantung,” ujarnya.

Sementara itu teman korban, Tri Arismunandar (18), mengatakan saat itu ia bersama rekan satu angkatannya sedang mengerjakan tugas mekanika rekayasa di rumah Galuh (18), tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

”Saat itu Karina Ananta (18) minta diantarkan ke Chandra Mart untuk beli cemilan. Saya tidak tahu kalau Karina ternyata janjian sama Irfan. Setelah kami sampai di Chandra Mart, kami melihat korban sudah tergeletak bersimbah darah,” jelas Tri didampingi rekannya Arif Ubaidilah (18), saat ditemui di Mapolsekta Tanjungkarang Barat, kemarin.

Kapolsek Tanjungkarang Barat, AKP Jumadi Sembiring mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para saksi yang mengetahui peristiwa meninggalnya korban. 

Sebelumnya, Meswanto (20) mengalami penodongan oleh orang tak dikenal di Taman Hutan Kota,  Komplek PKOR Way Halim, Sabtu (5/11). Beruntung, saat itu ia mendapat pertolongan dari warga sehingga ia selamat dan dapat mempertahankan Honda Beat warna hitam BE 6321 YO miliknya. (Jay)

Senin, 07 November 2011

Kecelakaan, Bola Mata Renpi Keluar






Nasib tragis dialami Renpi Andrea (15). Niatnya untuk mengambil daging kurban di sekolahnya, Minggu (6/11), justru menjadi awal deritanya. Pelajar SMP Bina Karya Natar itu mengalami kecelakaan hebat hingga menyebabkan bola matanya sebelah kiri lepas dan keluar dari kelopak. Ia pun harus dirawat intensif di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (SRUAM) Bandarlampung.

Orang tua korban, Tamami (35), membenarkan peristiwa yang dialami anaknya tersebut. Sambil menahan kesedihan, ia pun menceritakan bahwa apa yang dialami buah hatinya itu tak lepas dari sikap ugal-ugalan pengendara lain yang ada di jalan raya.

“Sesampai di depan pom bensin Batu Puru (sekitar pemandian air panas), ada seorang pengendara motor Ninja dengan kecepatan tinggi. Ia hampir menyerempet anak saya yang hendak menyalip sebuah truck fuso. Karena dipepet, anak saya pun menghantam bak truck fuso yang saat itu berjalan lambat,” ujarnya.

Renpi Andrea selanjutnya ditolong warga sekitar. Kondisinya yang sangat parah membuat warga langsung berinisiatif untuk langsung melarikannya ke RSUAM. Dokter yang menanganinya pun mengatakan bahwa Renpi Andrea harus menjalani operasi.

Terpisah, dokter spesialis mata yang menangani korban, dr. Aryanti, mengatakan bahwa Renpi Andrea mengalami cidera serius di sekitar wajah. Korban mengalami patah tulang di sekitar wajah sehingga membuat bola mata sebelah kiri keluar. Selain itu, korban juga mengalami patah hidung.

“Kami tim dokter mengambil kesimpulan untuk tindakan medis yang dilakukan adalah mengoperasi wajah korban,” ujarnya. (Jay)


"Hingga saat ini, angka kecelakaan di jalan raya masih didominasi oleh pengendara sepeda motor. Ini menjadi peringatan bahwa kita harus senantiasa berhati-hati dalam berkendara, berlaku 'sopan', tidak ugal-ugalan, dan mematuhi rambu lalulintas. Memang benar bahwa takdir di tangan Tuhan. Namun saya pikir Tuhan pun akan membenci umatnya yang berlaku sembrono dan tidak berusaha untuk berhati-hati. Satu hal yang juga tak boleh lupa, berdoa sebelum melakukan perjalanan. Intinya kita perlu ikhtiar untuk keselamatan kita; berusaha dan berdoa. Semoga kita selalu dijaga dan diberi keselamatan oleh-Nya. Amin..."

Jumat, 04 November 2011

Serakah (Renungan)





Dengan deretan gigi tajam dan insting sebagai predator, ikan Pike jarang menemukan lawan sepadan di air tawar.

Berada di jajaran atas rantai makanan, Pike memangsa apapun, serangga, ikan, katak, bahkan menelan bebek hidup-hidup.

Namun, entah karena terlalu percaya diri, putus asa, atau memang tamak, ikan seberat 5,4 kilogram itu mencoba menelan bulat-bulan seekor lele. Namun, akibatnya fatal, ia mati.

Pike sepanjang satu meter itu ditemukan mengambang di permukaan tambak perikanan Suffolk, dalam kondisi lele seberat 1,3 kilogram terjebak di tenggorokannya. Diduga ia mati tersedak saat berusaha menelan mangsanya. Padahal, diketahui Pike tersebut telah berkeliaran di kolam tersebut sejak 10 tahun terakhir.

Dr Bruno Broughton, penasihat ilimiah untuk Klub  Pike Anglers di Inggris mengatakan, Pike tersebut telah tersedak sampai mati. Sebab, lele mangsanya mencegah oksigen masuk ke insangnya. "Ikan Pike tak akan bisa bernafas. Ia makan, tapi tak bisa menelannya.

Broughton mengakui, kejadian seperti ini jarang. Sebab, biasanya Pike akan melepaskan ikan yang terlalu besar bagi mulutnya. "Pasti ada sesuatu dalam interaksi antara kedua ikan ini, yang menyebabkannya menjadi tersangkut seperti itu. Ini sangat jarang."

Sementara, David Walker, pemilik Hermitage Fisherie mengaku, ia mendapat peringatan tentang keberadaan 'ikan mengerikan' di dalam perairan. (*)

Saat menyelidiki apa sebenarnya yang dimaksud, Walker mengaku terkejut. "Aku kaget melihat ikan besar degan kondisi tercekik ikan yang lebih keci," kata dia.

Secara terpisah, David Plampin, sekretaris kelompok pancing, Bury St Edmunds Angling mengatakan, insiden seperti itu nyaris tak pernah tedengar. "Pike diketahui memangsa bebek dan ikan seberat setengah kilogram, tak pernah mangsa sebesar itu," kata dia.

Selasa, 01 November 2011

Misteri New7Wonders






Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, membeberkan misteri Yayasan New7Wonders, penyelenggara tujuh keajaiban dunia yang di antaranya menomisasikan Taman Nasional Komodo. Bahkan, Duta Besar RI di Swiss Djoko Susilo menegaskan bahwa pihaknya meragukan Yayasan New7Wonders
"Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, merasa perlu untuk memberikan penjelasan sebagai berikut," kata Djoko dalam surat elektronik bertanggal 31 Oktober 2011. Dan inilah kronologi yang dimaksud Djoko.

 1. Desember 2007, N7W mengumumkan peresmian kampanye. Pada tahap awal terpilih tiga destinasi wisata Indonesia dan yang masuk nominasi adalah Taman Nasional Komodo, Danau Toba, dan Anak Gunung Krakatau, bersama dengan 440 nominasi dari 220 Negara.

2. Agustus 2008, Indonesia mendaftar sebagai OSC dan membayar biaya administrasi masing-masing destinasi USD 199.

 3. Pada 21 Juli 2009, Taman Nasional Komodo menjadi Indonesia National Nominees dan menjadi salah satu dari 28 nominasi finalis.

 4. Februari 2010, pihak N7W menawari Indonesia untuk menjadi tuan rumah deklarasi N7W yang akan dilaksanakan pada 11 November 2010.

 5. Setelah menjajaki dan beberapa kali mengadakan pertemuan, pada 25 November 2010 Indonesia menyatakan berminat menjadi tuan rumah.

 6. Pada 6 Desember, pihak N7W menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah dengan liscense fee sebesar 10 juta dolar AS.

 7. Pada 29 Desember 2010, N7W  mengeluarkan ancaman melalui Kepala Komunikasi N7W Eamon Fitzgerald yang memberikan batas waktu sampai 31 Januari 2011 kepada pemerintah Indonesia, untuk menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah. Jika sampai batas waktu itu tidak ada ketegasan, maka N7W akan menangguhkan status Taman Nasional Komodo sebagai finalis N7W.

 8. Todung Mulya Lubis, kuasa hukum Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (dahulu Kembudpar) RI, pada 2 Februari 2011 melayangkan surat elektronik kepada N7W dan memprotes rencana eliminasi TNK sebagai finalis. Lima hari kemudian, surat itu ditanggapi pengacara N7W yang beralamat di London. Isinya, TNK tidak tereliminasi, melainkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) tak lagi bisa menjadi official supporting committee (OSC).

 9. Pada 11 Februari 2011, Todung Mulya Lubis mengirim surat via e-mail lagi dan meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) untuk kembali menjadi OSC. Surat kedua itu tidak dijawab.

10. Tetap masuknya TNK sebagai finalis tanpa keikutsertaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) sebagai OSC itu membuat harga diri bangsa dilecehkan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mewakili Pemerintah Indonesia tak boleh ikut mempromosikannya.

11. Pekan lalu, Maldives (Maladewa), satu dari 28 finalis, menarik diri dari kompetisi yang diselenggarakan N7W itu. Negara kepulauan kecil dekat Sri Lanka itu menarik diri karena urusan finansial yang dibebankan N7W.

12. Pada 28 April 2011, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kratif mengutus satu delegasi beranggotakan delapan orang yang terdiri dari pejabat kementerian, seorang pengacara dari Kantor Pengacara Lubis, Santosa & Maulana, dan beberapa wartawan nasional untuk menyelidiki keberadaan N7W.

13. Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, membantu delegasi dari Jakarta untuk penyelidikan itu. Duta Besar Djoko Susilo sejak pertama kali datang di Swiss telah berhubungan dengan pemimpin redaksi harian nasional Swiss dan selalu mempertanyakan kredibilitas Yayasan N7W.  Sangat diherankan para pemimpin redaksi harian nasional Swiss tidak mengenal keberadaan Yayasan N7W.

14. Tim dari Jakarta yang dibantu staf KBRI Bern mengadakan kunjungan ke alamat yang tertulis sebagai kantor Yayasan N7W: Hoschgasse 8, PO Box 1212, 8034 Zurich.  Ternyata kode pos dari alamat yang diberikan tidak sesuai. Seharusnya alamat itu adalah: Hoschgasse 8, PO Box 1212, 8008 Zurich, di mana terdapat Museum Heidi Weber yang diarsiteki Le Corbusier dan selesai dibangun pada 1967. Museum itu hanya buka pada musim panas (Juni, Juli, Agustus) dari jam 14.00-17.00.

15. Tim dari Jakarta juga mendatangani kantor Pengacara Patrick Sommer dari Kantor Pengacara CMS von Erlach Henrici Ltd, untuk mendapatkan bantuan.

16. Sebagai yayasan, keberadaan N7W cukup unik. Yayasan ini tak jelas alamatnya, kecuali alamat e-mail-nya, hanya tertulis N7W berdiri di Panama, berbadan hukum Swiss, dan pengacaranya berada di Inggris.

17. Masyarakat Swiss sendiri tidak mengenal Yayasan N7W, dan yayasan ini bukan bagian dari UNESCO.

18. Sebagaimana diketahui, pada 1991, Taman Nasional Komodo bersama Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan, oleh UNESCO dimasukkan sebagai warisan dunia. Karena reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W, ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W. (*)

Jumat, 28 Oktober 2011

Walikota Bandarlampung Apresiasi CSR Sido Muncul






Walikota Bandarlampung Herman HN secara simbolis menerima bantuan operasi katarak 100 mata dari PT Sido Muncul bagi warga Lampung, khususnya Bandarlampung, Jumat (28/10). Bantuan tersebut sengaja digulirkan sebagai pencanangan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sido Muncul tahun 2011.

Dalam sambutannya, Herman HN berterimakasih atas bantuan yang diberikan produsen jamu terbesar di Indonesia tersebut. Ia berharap kegiatan sosial kemasyarakatan semacam ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, demi membantu masyarakat yang kurang mampu.

Dikatakannya, Pemkot Bandarlampung juga cukup konsen dengan masalah kesehatan masyarakat, sehingga menggulirkan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi warga pra sejahtera. Dalam hal ini, setiap keluarga miskin telah diberikan kartu Jamkesda yang bisa digunakan untuk berobat gratis, baik di rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit swasta.

Terkait operasi katarak yang diberikan PT Sido Muncul, Herman HN menghimbau agar masyarakat dapat memanfaatkannya sebaik mungkin, dan tidak perlu takut menjalani operasi yang akan ditangani dokter-dokter spesialis mata di Rumah Sakit DKT Lampung tersebut.

“Tidak perlu takut menjalani operasi. Yakinkan bahwa bapak-ibu sekalian harus sembuh. Karena hanya dengan operasi, penyakit ini bisa disembuhkan. Semoga bapak-ibu sekalian bisa melihat lagi dan bisa menjalani aktifitas sehari-hari seperti sedia kala,” ujarnya.

Sementara itu, Senior PR Manager PT Sido Muncul, Nanik R Sunarso, mengatakan bahwa program ini dipilih Sido Muncul karena melihat jumlah penderita katarak di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Setiap tahunnya, lebih dari 240 ribu penderita katarak terancam mengalami kebutaan.

“Sido Muncul melalui produk Tolak Angin dan Kuku Bima Energi berupaya mengkampanyekan perkembangan buta katarak di Indonesia melalui iklan layanan masyarakat di sejumlah stasiun televisi, dimana dalam tayangan tersebut tercantum pula nomor rekening agar masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat langsung mentransfer dana melalui Gerakan Mata Hati,” paparnya. (Jaya)

Sido Muncul Gelar Operasi Katarak





Lebih kurang 100 orang mengikuti operasi katarak gratis yang digelar PT Sido Muncul di Rumah Sakit DKT Lampung, Jumat (28/10). Kegiatan ini merupakan program lanjutan yang dicanangkan produsen jamu terbesar di Indonesia tersebut di tahun 2011 ini.

Senior PR Manager PT Sido Muncul, Nanik R Sunarso, mengatakan bahwa bantuan operasi katarak gratis ini merupakan pencanangan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sido Muncul tahun 2011dengan target 6000 operasi katarak bagi warga kurang mampu di seluruh Indonesia.

“Program ini dipilih Sido Muncul karena melihat jumlah penderita katarak di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Setiap tahunnya, lebih dari 240 ribu penderita katarak terancam mengalami kebutaan,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, Sido Muncul bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI), Gerakan Mata Hati (GMH), dan Palang Merah Indonesia (PMI), melalui rumah sakit akan terus memberikan bantuan pengobatan katarak, paling tidak sepanjang tahun 2011 ini.

Selain itu, imbuhnya, Sido Muncul melalui produk Tolak Angin dan Kuku Bima Energi berupaya mengkampanyekan perkembangan buta katarak di Indonesia melalui iklan layanan masyarakat di sejumlah stasiun televisi, dimana dalam tayangan tersebut tercantum pula nomor rekening agar masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat langsung mentransfer dana melalui Gerakan Mata Hati.

Terpisah, Dirut PT Sidomuncul Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya berharap dengan bantuan operasi katarak ini pasien bisa beraktifitas seperti sedia kala. Karena hanya melalui operasi, katarak bisa disembuhkan.

PT. Sidomuncul yang pada 11 November mendatang merayakan hari jadinya yang ke-60 tahun, saat ini memiliki produk-produk unggulan antara lain Kuku Bima Energi, Tolak Angin, Jamu Komplit, Kunyit Asam, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul, dan yang terbaru adalah produk Jahe Susu Sido Muncul. (Jaya)

Kamis, 27 Oktober 2011

Akar-Akar Pohon







Bila anda tak bisa jadi pohon cemara di atas bukit
Jadilah belukar di lembah
Jadilah perdu bila tak bisa jadi pohon
Bila tak bisa jadi perdu jadilah rumput, dan buatlah jalan-jalan jadi semarak
Bila tak bisa jadi gurami, jadilah teri
Tetapi teri yang paling indah di tambak

Kita tak semuanya jadi komandan
Harus ada yang jadi pasukan
Semua ada kepentingan masing-masing
Ada pekerjaan besar, ada pekerjaan kecil
Semua harus dilakukan
Dan tugas yang harus kita kerjakan
Adalah tugas yang terdekat dengan kita

Bila anda tidak bisa jadi jalan besar, jadilah pematang
Bila anda tidak bisa jadi matahari, jadilah bintang
Bukan besarnya yang mengukur anda
Kalah atau menang
Yang penting…
Jadilah wajar dan matang


(Karya: Douglas Malloch)

Rabu, 26 Oktober 2011

Lomba Karya Tulis Jamsostek






PT Jamsostek (Persero) kembali menggelar Jamsostek Journalistic Award (JJA) 2011. Lomba karya tulis yang ditujukan bagi kalangan masyarakat umum, mahasiswa, akademisi, dan wartawan ini memperebutkan total hadiah Rp 111 juta.

Ketua Panitia Pelaksana JJA 2011 Erafzon Saptiyulda mengatakan, tema yang diangkat dalam lomba kali ini adalah tentang Jaminan Sosial dan Perlindungan Terhadap Pekerja. Sedangkan subtema tentang Peranan PT Jamsostek (Persero) dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja.

“Melalui karya tulis yang dimuat di media kampus, online maupun media cetak, diharapkan semua pemangku kepentingan mengenai program jaminan sosial tenaga kerja dapat berupaya dengan cepat mengoptimalkan pelayanan kepada peserta, sekaligus mendorong implementasi SJSN yang menyeluruh,” ujarnya.

Menurut Era, panggilan akrab Erafzon, pelaksanaan lomba ditetapkan dari hasil tulisan yang dimuat pada 1 Oktober sampai 26 November 2011, baik di media cetak, online maupun media kampus (bukti dilampirkan). Panjang tulisan minimal 3.000 karakter yang diserahkan dalam bentuk hard copy dan juga soft copy, serta melampirkan kartu pers dan koran yang memuat artikel perlombaan ke panitia praseleksi, yakni Kepala Urusan Komunikasi Eksternal Biro Humas PT Jamsostek, Kuswahyudi, Lantai 4, Gedung Jamsostek, Jalan Gatot Subroto No 79, Jakarta.

Panitia perlombaan menyediakan hadiah bagi enam karya tulis terbaik untuk setiap kategori. Juara I akan mendapat hadiah uang sebesar Rp15 juta , juara II sejumlah Rp12,5 juta dan Rp10 juta untuk juara III. Sedangkan untuk juara harapan I mendapat Rp8 juta, harapan II sebesar Rp6,5 juta disusul harapan III Rp5,5 juta.

Penjurian dilakukan pihak independen yang juga pakar dan praktisi jaminan sosial, yakni Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Muji Handaya (wakil dari Kemenakertrans), Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga (wakil dari direksi), pengajar Universitas Indonesia Prof. Tjipta Lesmana (wakil dari akademisi), Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Rekson Silaban, dan Direktur International Labour Organization (ILO) untuk Indonesia Peter van Rooij. Dengan demikian, penetapan pemenang JJA 2011 oleh dewan juri tersebut tidak dapat diganggu gugat siapapun, tutur Era.

Sebagai gambaran, Era menjelaskan, sejak diundangkan 19 tahun yang lalu, peraturan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) seperti harus bermetamorfosa. Ini tidak hanya sekadar melayani pekerja formal yang berada di perusahaan-perusahaan swasta, tapi harus mengembangkan pelayanannya dengan cakupan kepesertaan lebih luas lagi.

Bahkan, jaminan sosial tenaga kerja harus ikut berubah dalam hal sistem pelayanan dan pengelolaan manajemen perusahaan agar mampu mengikuti perkembangan jaminan sosial secara universal, serta memberi manfaat yang lebih baik kepada peserta, ujarnya.

Tidak dapat dimungkiri apabila jaminan sosial yang satu ini dapat diterima oleh kalangan pekerja swasta, meski belum sepenuhnya diterima dengan kelapangan hati dan pikiran oleh para pengusaha sebagai pemberi kerja. Namun, setidaknya dalam perjalanan waktu 19 tahun bahwa jaminan sosial mampu membuktikan memberi perlindungan yang sesungguhnya kepada pekerja khususnya dan masyarakat umumnya.

Apalagi, UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sudah disahkan, meski belum dilaksanakan secara penuh, tapi setidaknya saat ini tengah dipersiapkan lembaga penyelenggaranya dalam bentuk Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menuju sistem jaminan sosial universal. (Rls)

Fatamorgana





( rindu, sayang dan kecewa karna selalu dipermainkan dan tak pernah dianggap ada.
hanya sebagai simpanan yang tak berarti apa-apa…dan kini dibuang seperti sampah yang tak berguna)


kutitip tanya pada angin yang berhembus
dan kukirim keluh yang entah untuk siapa
aku tertatih menyusuri kisah lama
sedang jiwaku terjebak di kesunyian yang purba

aku hanya bisa berdebat dengan diri sendiri
menimbang rasa dan mencari kejujuran hati
salahkah jika gumamku menjadi tanya
sekedar ingin tahu kesungguhanmu atas nama cinta

ah,
gerangan apa  yang ada di benakmu
kau anggapkah aku sebagai tawananmu
atau boneka yang tak punya rasa
yang tak boleh menuntut meski sekedar kerlingan mata

inikah garis nasib dari tanganku
seringan itu kau pergi dengan egomu
menggantung resah pada kasih yang belum nyata
selagi cinta masih berbatas fatamorgana

entahlah.
di batas sunyi yang kian menua
diantara rindu dan segudang kecewa
kembali kutitip tanya pada angin pengembara
            :dimana cintamu waktu itu
rangkaian janji yang sempat mengangkat kalbu
ternyata serupa virus pelumpuh jiwaku

pergilah jika kamu bahagia
biarkan aku menyayangmu dalam doa
akan kusimpan senyummu selamanya
dan mengabadikan kisah kita sebagai sebuah kenangan masa

pergilah jika kamu lebih bahagia
biarkan aku menyayangmu dalam doa
akan kukirim rindu dari jauh atas namamu
meski tak pernah lagi kau pedulikan aku

(Bandarlampung, September 2011)

Perang Kata-kata




Dalam dunia bisnis, persaingan menjadi hal lumrah dari dulu hingga sekarang. Khusus dalam perniagaan, beragam cara akan dilakukan para pelaku usaha demi menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Mulai dari pemasangan iklan, promo denga harga diskon, sampai pemberian hadiah untuk produk tertentu. Semuanya sah dilakukan selama masing-masing pebisnis dapat bersaing secara sehat dan sportif.

Seperti yang dialami Pak Budi. Pemilik toko pakaian itu terkejut ketika seorang saingan baru membuka dagangan serupa di sebelah kiri tokonya. Sebuah spanduk besar pun dipasang dengan tulisan "Pakaian Import".

Terlepas bahwa yang ditawarkan benar-benar pakaian impor atau Cuma “pura-pura” import, yang jelas spanduk itu dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung, minimal melihat-lihat produk yang ditawarkan. Melihat strategi ini, rupanya Pak Budi mulai risau.

Belum tuntas memikirkan tetangga barunya yang menyediakan pakaian import, Pak Budi kembali galau untuk kedua kalinya. Begitu hendak membuka toko pada esok harinya, pesaing lain menyewa ruko di sebelah kanannya. Sama dengan tetangga sebelah kiri, yang ini pun mencari peruntungan dengan berbisnis pakaian, dan memasang spanduk promosi pula. Bahkan ukurannya jauh lebih besar, lengkap dengan tulisan "Harga Termurah ".

Pikiran Pak Budi semakin kacau. Bayang-bayang kalah saingan dan usahanya mengalami kemunduran, terus berkelebat di benaknya. Pak Budi pun mulai depresi. Sempat terpikir untuk memasang iklan di media cetak atas usahanya, namun diurungkan karena ia menilai upaya itu kurang efektif.

Setelah merenung, akhirnya Pak Budi menarik kesimpulan bahwa ia harus ikut bermain kata-kata. Jika toko kedua tetangganya bisa ramai pengunjung hanya dengan memasang kalimat dalam spanduk, ia yakin bisa menciptakan ‘sugesti’ yang lebih dahsyat.

Hari berikutnya, dengan keyakinan penuh, Pak Budi pun memasang spanduk dengan ukuran lebih besar dari kedua pesaingnya. Tulisannya pun tebal menggunakan huruf balok, sehingga dari jauh orang sudah bisa membaca; “MASUKNYA LEWAT SINI".

Jiiiaaahhhh…

Beberapa orang yang lewat terlihat cekikikan namun berusaha ditahan. Emangnya pengunjung gak tau jalan? Kecuali pintu masuk kedua toko saingan itu dipasang portal, pak. Di sudut toko, putra Pak Budi hanya bisa tersenyum kecut sembari bergumam lirih, ”Duh, bapakku gak punya ide lagi. Terlalu stress rupanya."

(terinspirasi dari cerita Zhulkifli H. Chaniago - Makassar)

Kamuflase




(untuk dokter “NH” yang tetap kuanggap sahabat)
tak cukup mendengar dengan telingamu
kau bahkan mengamati setiap gerak bibirku
kau seperti tunarungu
mengerahkan segenap indra untuk meyakinkan hatimu

kau anggap semua orang lacur
sekian kali kau ingatkan aku untuk selalu jujur
padahal hatimu lembut seperti bubur
            secuil garam kau bilang keasinan,
            sejumput merica kau bilang kepedasan,
            bahkan pucuk tebu pun kau bilang kemanisan
lalu kenapa kau ingin semua bumbu dituangkan
bukankah lidah tiap orang berlainan

ingatkah ritualmu hingga waktu terakhir
kau telpon aku sebelum pertemuan berlangsung
kau hardik aku agar tak perlu berdandan
dan aku pun menemuimu dengan telanjang…
            sempat kudapati butir embun di matamu
            sebelum kau beranjak tanpa meninggalkan kata
            sebelum kusadari siapa dirimu
            :sejak kapan kau menjadi badut di pentas sandiwara itu

(Bandarlampung, 15-9-2010)

Penyesalan




(untuk “pemain cinta” yang tak tahu cinta)
di gudang tua itu seorang pustakawan bergumul peluh
mencari sesuatu diantara tumpukan kitab-kitab
menyingkirkan kutu-kutu yang berebut lembaran buku dengan rayab
lalu menggebuk wekker yang setia mengingatkan waktu untuk istirahat

kenapa keras kepala
ini adalah hal serius yang telah kau sepelekan
tak semestinya melupakan jika senyumnya masih membayang
tak seharusnya mengabaikan jika masih ingin dikenang

kitab itu ternyata sudah dibeli tukang rongsokan
lengkap dengan petinya dan semua yang terkait
kini apalah guna mengumbar tangisan
pemilik baru tak mungkin menukarnya dengan dompetmu yang berduit

mungkin itu yang bisa kau lakukan
memungut cerita lain kendati tak pernah kau inginkan
di depanku kau bacakan lembar demi lembar dengan sukacita
di belakangku kau meringis menahan luka dan kecewa

(Bandarlampung, 1-10-2010)

Iseng



(untuk sesama ‘badut’ yang sempat kukenal)

seperti anak-anak yang bertemu di taman,
yang kita pikirkan hanya kesenangan hati

aku tahu kita hanya bermodal nekad
tidak seperti nelayan lain yang membangun perahu dengan serius
kita bahkan diam-diam membawa dayung dari `rumah masing-masing
kemudian iseng berlabuh dengan biduk kanebo yang rapuh

kau ternyata berat meninggalkan pantai
nelayan di sebrang mengatakan, kau masih sering menoleh ke belakang

kau dekap erat dayungmu dan menerawang jauh ke sebrang lautan
gurat wajahmu berharap, yang di sana marah dan memanggilmu untuk kembali pulang

sungguh!
aku sendiri tak punya waktu menyimak sikapmu
bukan terlalu serius membawa biduk sampai tujuan,
tapi terlena menyimak kidung camar yang mendayu
aku mencari tahu dengan nuraniku
adakah diantara liriknya terselip pesan yang kurindukan

dengarlah itu!
celoteh camar beradu dengan teriakan nelayan
“Jangan lama-lama berlayar. Kucing yang di rumah merindukan ikan!”
“Sekali berlayar jauh, kau pasti tak kan kelihatan!”
akhirnya biduk kita karam di tepi lautan

camar dan nelayan pun pergi dengan raut mata iba
tinggal kau dan aku yang berkemas untuk pulang
kembali ke rumah yang sempat disapu gelombang

(Bandarlampung, 23-9-2010)
<2X82=2

Pentas Ego




(untuk “adikku” sang kepala satpam)

Tanpa mengetuk saran dari orang lain, kau ciptakan panggung dengan ilhammu sendiri. Bahkan kau tulis alur cerita sesuai hatimu. Kau ingin menguasai pentas itu. Ingin menjadi pemain tunggal, tanpa menghargai bakat lain di sekitarmu. Kau lupa bahwa paling tidak pertunjukan itu tetap butuh figuran.

Lihatlah. Di sudut ruangan itu lawan mainmu menjadi penonton. Diam. Terpasung. Kemudian mengulum senyum melihat lakonmu yang amburadul. Ternyata hanya bisa kau perankan bagian pembukanya. Tak lebih, tak bisa mencapai klimaks seperti yang kau harapkan.

Bukankah ini cerita yang kau tulis. Tak bijak merubah kisah di atas pentas. Kenapa menyesali karya sendiri. Lawan mainmu sudah tertidur pulas di kursi penonton. Tak mungkin lagi beradu bakat di panggung bersamamu. Pentas itu hanya milikmu.

“Maaf, aku hanya berperan sesuai skenariomu.”

(Bandarlampung, 18-9-2010)

Selasa, 25 Oktober 2011

Insiden di Pesawat

Beberapa waktu lalu, sewaktu di dalam pesawat dari Bandara Polonia Medan menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, makanan nggak putus-putus. Kenyang banget. Alhasil, perut pun protes minta dibongkar pula. Pergilah aku ke toilet, tapi toilet pria ada orangnya. Aku pusing, mukaku mulai pucat karena menahan BAB.
Untung ada salah seorang pramugari yang baik hati. “Nggak apa deh, mas. Pakai saja toilet wanita. Tapi jangan asal menekan tombol-tombol di dalamya. Begitu keluar, langsung disiram saja,” ujar si pramugari.

Aku pikir, memang lain toilet wanita. Tempat itu sangat banyak tombol-tombolnya. Ada tulisan WW, WA, PP, dan ATR. Dalam hati tambah penasaran, apalah guna tombol-tombol itu. Sambil BAB, tangan ini nggak tahan untk mencoba. Aku tekan tombol WW, langsung sroott…. Keluar air hangat-hangat kuku menyemprot pantatku.
“Ahaii, ini artinya Warm Water untuk cebok, cin,” kataku dalam hati. Tambah penasaran, aku tekan tombol WA. Whuussss…, langsung keluar angin hangat supaya pantat kering. “Mmm… WA ini artinya Warm Air. Makanya perempuan tahan berlama-lama di toilet. Enak juga, sih...”
Lanjut tekan tombol PP, langsung keluar bantalan bedak (powder puff) membedak pantat yang sudah kering. Makin heran, tapi aku ketawa sendiri. “Eei! Hheyalah... kurang ajar. Kalau di Negaraku (macam negaranya ada aja. Wkwkwk….) muka yang dibedak. Di sini pantat pun dibedakin juga…”

Terakhir, tanpa ragu lagi, aku tekan tombol ATR. Gubraaakkkk.… Aku langsung jatuh terlentang tak ingat apa-apa lagi. Pingsan !!!! Pas sadar, aku sudah berada di rumah sakit.

Aku tanya perawatnya dengan pikiran yang masih bingung.
“Gini, mas. Sesuai hasil investigasi, waktu itu mas menekan tombol ATR. Artinya Automatic Tampon Removal, dimana fungsinya untuk melepaskan pembalut secara otomatis. Ini akibatnya, mas. Karena mas nggak pakai pembalut, maka secara otomatis yang ditarik “anunya” mas. Copot, deh!”
(Terinspirasi dari cerita Teuku Chaidir Rudiansyah-Medan)

Senin, 24 Oktober 2011

Introspeksi

Kita sering kali menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada diri kita. Karenanya, tidak salah jika banyak yang beranggapan bahwa semua orang memiliki sifat egois. Hanya kadarnya saja yang mungkin berbeda.
Jika kita mau merenung, rasanya tidak ada gunanya menyalahkan orang lain. Belum tentu juga mereka yang salah. Lebih baik kita introspeksi diri, jangan-jangan semua yang kita alami justru berawal dari kesalahan kita pribadi.
Ingat, ketika kita menunjuk orang lain dengan 1 jari telunjuk, kita tidak pernah sadar bahwa sebenarnya 3 jari kita yang lain justru menunjuk diri sendiri. Karena itu, mari banyak-banyak melakukan introspeksi. Pesan ini tentunya bukan saya tujukan untuk siapa, melainkan lebih utama untuk diri saya sendiri yang masih terus belajar memahami hidup untuk menjadi 'manusia' yang lebih baik. Amin...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes